BELAJAR WIRAUSAHA, MAHASISWA PSIKOLOGI IKUT KOMPETISI PSYCHOPRENEUR OLIMPIADE PSIKOLOGI 2017

Fakultas Psikologi dan Humaniora mengirimkan tim untuk berkompetisi dalam Olimpiade Psikologi Ke-4 yang diadakan oleh Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) di Yogyakarta, Sabtu, 28 Oktober 2017. Olimpiade Psikologi kali ini yang mengangkat tema “Harmony in Diversity” adalah hasil kerjasama dengan sejumlah jurusan psikologi di DI Yogyakarta dan membuka 13 cabang lomba, yaitu PsychoScience, PsychoPhotography, PsychoVoice, PsychoPaper, PsychoPoster, PsychoFilm, PsychoPreneur, PsychoInnovation, PsychoDebate, PsychoFutsal, PsychoTour, PsychoWorkshop, dan PsychoClimb.

Dalam rangka pembelajaran bidang yang menjadi scientific vision Prodi Psikologi, yaitu Psychology of Entrepreneurship, satu tim berlaga di cabang PsychoPreneur. Tim yang terdiri atas mahasiswa semester 1 angkatan 2017, Auliya Ibni Latifah, Alfira Rahmi Anugraheni, dan Milyarti Ningrum, beradu kemampuan dengan 19 tim lainnya yang berasal dari berbagai universitas dari seluruh Indonesia. “Meskipun belum berhasil mendapat predikat juara, kami membawa pulang pelajaran berharga tentang psikologi wirausaha,” ujar Alfira dalam acara diskusi bulanan Psikologi Kocak edisi November, Kamis (2/11) lalu yang mengangkat tema pengalaman berkompetisi ini.

Alfira dan rekan-rekan menceritakan pengalaman berlomba. Kompetisi simulasi wirausaha dilaksanakan dalam tiga putaran simulasi pasar, masing-masing diselesaikan dalam tempo dua jam. Pada putaran pertama, setiap tim mendapatkan modal awal dalam jumlah tertentu untuk dipergunakan memenuhi kebutuhan pokok hidup dan membayar pajak. Untuk bisa terus memenuhi kebutuhan hingga akhir putaran, maka peserta harus menggunakan modal awal ini untuk merintis bisnis kewirausahaan. Peserta dihadapkan pada miniatur situasi pasar, seperti perilaku ekonomi di bank PsycoEnterpreneur, pasar induk, pasar investasi, dan pasar eksternal. Untuk menjalankan perilaku ekonomi dalam simulasi pasar, peserta tidak hanya menggunakan uang secara fisik melainkan menggunakan e-banking.

Tim memaparkan bahwa keberhasilan wirausaha memang tidak instan dan dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Seorang wirausaha perlu kreatif dalam memanfaatkan modal yang ada agar lebih menghasilkan. Untuk itu, ia harus memahami kebutuhan pasar, efektif memanfaatkan layanan perbankan, serta memiliki keberanian untuk berspekulasi dan menghadapi pasar yang sangat dinamis. Namun, yang lebih penting dari itu adalah semangat pantang menyerah dan kemauan terus belajar, termasuk dari pengalaman gagal.

Reporter: Milyarti Ningrum