“Menang kalah itu bonus, yang terpenting pengalaman yang sangat berharga.”

Olimpiade psychology Indonesia 4 (OPI 4)

Oleh: Auliya Ibni Latifah

Olimpiade psychology Indonesia 4 (OPI 4) merupakan sebuah olimpiade yang diselenggarakan oleh Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI). Olimpiade ini adalah olimpiade yang bertaraf nasional, karena diikuti oleh beberapa unirversitas di seluruh Indonesia. Cabang yang diadakan sangat banyak. Ada Psychoentreprenure, Psychofilm, Psychopaper, dan masih banyak lagi

Kami dari fakultas Psikologi Uniersitas Muhammadiyah Magelang mewakili pada cabang Psychoenterprenure. Yang mewakili saat itu adalah saya sendiri dan dua teman saya, yaitu Alfira dan Miliyarti. Di sana kami bertemu dengan mahasiwa dan mahasiwi dari seluruh Indonesia. Ada yang dari Makasar, Jakarta, Surabaya, dan yang lainya.

Psychoenteprenure adalah sebuah kompetisi yang menguji kita dalam berwirausaha dan mengatur uang atau modal. Dalam cabang ini kita dituntut untuk bisa berwirausaha dan bisa menawarkan barang kita kepada pembeli. Selain menawarkan kita juga harus bisa membuat modal yang kita punya berkembang dengan membeli saham yang ada. Lomba ini berlangsung seperti permainan monopoli tapi dilakukan oleh manusia. Uang dan barang-barang lainya hanya berupa kertas atau mainan saja.

Permainan ini dapat berlangsung selama beberapa putaran. Namun, saat kompetisi kemarin hanya berlangsung sebanyak tiga putaran. Tiga putaran ini maksudnya adalah kita bermain selama tiga tahun. Dalam satu tahun terhitung selama  dua jam. Di dalam permainan terdapat pasar induk, pasar ekternal, pasar local, tempat investasi , dan bank. Dalam permainan itu pasar induk menjual barang-barang yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan kita selama satu tahun. Dalam pasar induk menjual pakaian,minyak, tahu/tempe, kopi/teh, beras, gula, daging/ikan, sayuran, perlengkapan mandi, telepon seluler, pulsa, camilan. Semua barang-barang itu hanya berbentuk kartu dengan kuantitas yang berbeda-beda. Pasar eksternal disini sebagai tempat lelang atau penjualan hasil saham atau investasi yang kita punya. Pasar lokal adalah pasar yang didirikan peserta. Tempat invetasi adalah tempat di mana kita dapat menanamkan modal kita dengan membeli saham berupa tanah atau pabrik. Sedangkan  bank adalah tempat kita meminjam uang atau menabung.

Tahapan yang kami lakukan saat lomba adalah yang pertama diberikan modal per individu sebesar Rp15.000.000, Rp. 10.000.000 di tangan dan sisanya di bank. Setelah itu kami harus mendirikan badan usaha di bank. Badan usaha kami, kami beri nama UMMGL. Selesai mendirikan badan usaha kami harus mentransfer uang kami masing-masing 1 juta ke ATM badan usaha. Karena syarat mendirikan badan usaha harus memiliki uang 3 juta di bank badan usaha.

Agar uang cukup untuk hidup selama tiga tahun, maka hal  yang harus dilakukan adalah utang kepada bank dengan jangka waktu dan bunga yang telah ditentukan oleh pihak bank. Dalam setahun harus memenuhi semua kebutuhan pokok per individu dengan membeli kebutuhan pokok di pasar lokal atau pasar induk. Untuk pembelian di pasar induk tidak bisa membeli dengan kuantitas tertantu. Harus dengan kuantitas yang telah ditentukan oleh pasar induk. Untuk mengurangi rugi yang berlebih, yang dibeli dipasar induk hanya bahan-bahan tertentu saja yang kiranya dapat dijual lagi di pasar lokal. Untuk pemenuhan kebutuhan pokok yang kurang bisa membelinya di pasar lokal.

Untuk memutar modal dan membayar hutang kita harus bisa mendapat uang yang berlebih. Caranya adalah dengan kita membeli saham atau pabrik di pasar investasi dan kemudian kita memproduksi barang-barang yang pabrik kita produksi. Misalkan lahan sawit, maka yang dihasilkan adalah minya kelapa sawit. Minyak itulah yang bisa dijual ke pasar eksternal melalui lelang. Lelang yang dilakukan adalah lelang tertutup dan terbuka. Lelang tertutup adalah lelang yang dilakukan dengan cara menuliskan perusahaan dan apa yang akan dilelang serta harganya dan kuantitasnya setelah itu siapa yang menang lelang tersebut yang menentukan adalah pasar ekternal. Sedangkan lelang terbuka dalah lelang yang dilakukan dengan cara menuliskan apa perusahaanya dan apa yang akan dijual. Setelah itu akan dipanggil oleh pasar ekternal dan kemudian akan dilakukan lelang.

Setelah akhir ahun semua saham yang dibeli akan dibelli lagi oleh pasar invetasi dan uangnya akan masuk ke uang perusahaan. Pemenang dalam permainan ini ditentukan dengan banyaknya uang yang ada di dalam ATM perusahaan.

Pengalaman mengikuti olimpiade ini adalah pengalaman yang sangat berharga, karena dipermainan ini kita dituntut untuk bisa kretif dan bisa mengolah modal untuk menjadi keuntungan yang sangat banyak. Selain itu kita bisa mendapatkan saudara baru, teman baru dari seluruh mahasiswa dan mahasiswi psikologi seluruh Indonesia.

Bagi saya, menang kalah itu adalah bonus, yang terpenting adalah pengalaman yang sangat berharga. Juara tidak berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Yang berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari adalah pengalaman kita. Selain itu kita juga bisa mendapat teman baru.

Auliya Ibni Latifah Mahasiswa angkatan 2017, Prodi Psikologi Universitas Muhammadiyah Magelang

BELAJAR WIRAUSAHA, MAHASISWA PSIKOLOGI IKUT KOMPETISI PSYCHOPRENEUR OLIMPIADE PSIKOLOGI 2017

Fakultas Psikologi dan Humaniora mengirimkan tim untuk berkompetisi dalam Olimpiade Psikologi Ke-4 yang diadakan oleh Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) di Yogyakarta, Sabtu, 28 Oktober 2017. Olimpiade Psikologi kali ini yang mengangkat tema “Harmony in Diversity” adalah hasil kerjasama dengan sejumlah jurusan psikologi di DI Yogyakarta dan membuka 13 cabang lomba, yaitu PsychoScience, PsychoPhotography, PsychoVoice, PsychoPaper, PsychoPoster, PsychoFilm, PsychoPreneur, PsychoInnovation, PsychoDebate, PsychoFutsal, PsychoTour, PsychoWorkshop, dan PsychoClimb.

Dalam rangka pembelajaran bidang yang menjadi scientific vision Prodi Psikologi, yaitu Psychology of Entrepreneurship, satu tim berlaga di cabang PsychoPreneur. Tim yang terdiri atas mahasiswa semester 1 angkatan 2017, Auliya Ibni Latifah, Alfira Rahmi Anugraheni, dan Milyarti Ningrum, beradu kemampuan dengan 19 tim lainnya yang berasal dari berbagai universitas dari seluruh Indonesia. “Meskipun belum berhasil mendapat predikat juara, kami membawa pulang pelajaran berharga tentang psikologi wirausaha,” ujar Alfira dalam acara diskusi bulanan Psikologi Kocak edisi November, Kamis (2/11) lalu yang mengangkat tema pengalaman berkompetisi ini.

Alfira dan rekan-rekan menceritakan pengalaman berlomba. Kompetisi simulasi wirausaha dilaksanakan dalam tiga putaran simulasi pasar, masing-masing diselesaikan dalam tempo dua jam. Pada putaran pertama, setiap tim mendapatkan modal awal dalam jumlah tertentu untuk dipergunakan memenuhi kebutuhan pokok hidup dan membayar pajak. Untuk bisa terus memenuhi kebutuhan hingga akhir putaran, maka peserta harus menggunakan modal awal ini untuk merintis bisnis kewirausahaan. Peserta dihadapkan pada miniatur situasi pasar, seperti perilaku ekonomi di bank PsycoEnterpreneur, pasar induk, pasar investasi, dan pasar eksternal. Untuk menjalankan perilaku ekonomi dalam simulasi pasar, peserta tidak hanya menggunakan uang secara fisik melainkan menggunakan e-banking.

Tim memaparkan bahwa keberhasilan wirausaha memang tidak instan dan dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Seorang wirausaha perlu kreatif dalam memanfaatkan modal yang ada agar lebih menghasilkan. Untuk itu, ia harus memahami kebutuhan pasar, efektif memanfaatkan layanan perbankan, serta memiliki keberanian untuk berspekulasi dan menghadapi pasar yang sangat dinamis. Namun, yang lebih penting dari itu adalah semangat pantang menyerah dan kemauan terus belajar, termasuk dari pengalaman gagal.

Reporter: Milyarti Ningrum