Perjalanan ini dimulai dari ketidaktahuanku.Serupa angin musim yang bimbang memilih penjuru arah, gemetar menyebrangi benua dan samudra bungkam, tak berani berpihak kepada hujan ataukah kemarau. Angin yang semestinya menggerakkab awan dan mengawininya menjadi mendung, tak lagi membawa kabar tentang kekeringan maupun kesuburan.Di kaki langit, kepastian adalah ketidakpastian.Namun, bukankah benih-benih tetap harus ditanam walaupun panen tak tentu tiba?